tag:blogger.com,1999:blog-74414413979007461112024-03-20T22:07:11.727+07:00THSumantri™Teori PendidikanToni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.comBlogger107125tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-81972989420917555612016-09-15T21:23:00.000+07:002016-09-15T21:23:18.616+07:00Modul UKG dan Tutorial Sim.GuruPembelajar.Id<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Uji Kompetensi Guru (UKG) di tiap daerah di seluruh wilayah Indonesia dilakukan secara serempak melalui teknologi dunia maya (internet) pada situs website <b>Sim.GuruPembelajar.Id</b>. Kegiatan UKG dilakukan setiap tahun dengan kriteia, waktu dan tempat tertentu yang harus diketahui dan dilakukan oleh setiap guru sekolah dengan bidang studi dan jenjang kelas mengajar tertentu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena itu, Saya akan membagikan informasi cara untuk masuk (Login) pada situs website <b>Sim.GuruPembelajar.Id</b> beserta penjelasan ringkas mengenai modul UKG yang terdapat dalam website tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Syarat untuk Log in Anda harus memiliki <b>Email dan Pasword</b> terlebih dahulu. Jika belum memilikinya, maka Anda harus daftar (registrasi) terlebih dahulu <a href="http://sim.gurupembelajar.id/akun/registrasi" target="_blank">di sini</a>. Maka akan ada tampilan seperti ini, </div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8aufoyyLB8QRPf-51B2gkLPF6s4xMlSgMwmugEaclB-kreZwzOwVqPOnNPCxxi79uZ9gTgZTH6vtIp21WeN9LOS8Inqa_l3vnVb_UGNFM9_5daySdCcuhyphenhyphen6oQEN99eAld4YaNG_zZhsY/s1600/SimGuruPembelajarId1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8aufoyyLB8QRPf-51B2gkLPF6s4xMlSgMwmugEaclB-kreZwzOwVqPOnNPCxxi79uZ9gTgZTH6vtIp21WeN9LOS8Inqa_l3vnVb_UGNFM9_5daySdCcuhyphenhyphen6oQEN99eAld4YaNG_zZhsY/s400/SimGuruPembelajarId1.jpg" width="277" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Silahkan Anda isi kolom <b>Nomor Peserta UKG</b> dan <b>Tanggal Lahir Anda</b>, setelah itu klik kotak kecil <b>Saya bukan robot</b> kemudian klik <b>Register</b>. Setelah itu masuk ke akun Anda untuk menyalin (copy) <b>Email dan Password</b>, dapat juga diprint langsung kemudian jangan lupa disimpan untuk diingat. Jika <b>Nomor Peserta UKG </b>milik Anda lupa, maka segera hubungi operator sekolah tempat Anda bekerja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah Anda memiliki Email dan Password maka Anda dapat Login. Ada cara mudah untuk menemukan situs <b>Sim.GuruPembelajar.Id </b>dengan mengetikkan kata kunci <b>Sim Guru Pembelajar</b> di <b>Google </b>seperti gambar berikut,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAxrxvLP-M-eCgQiBtvD9QTQB2HIHWR18_iqQ3P7991Rfp-GWUSUrajq85aBd4t-GwqQVCDCKQLaCftysYCH2eJlNtQOgbjCCXPeZXXXWYICgmvTjpZ1AGNqJv2OUdp6qvlXNXuytg76k/s1600/SimGuruPembelajarId3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="198" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAxrxvLP-M-eCgQiBtvD9QTQB2HIHWR18_iqQ3P7991Rfp-GWUSUrajq85aBd4t-GwqQVCDCKQLaCftysYCH2eJlNtQOgbjCCXPeZXXXWYICgmvTjpZ1AGNqJv2OUdp6qvlXNXuytg76k/s400/SimGuruPembelajarId3.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Setelah itu, Anda klik link yang terdapat pada tanda panah bawah tersebut. Maka Anda akan dibawa ke situs resmi <b>Sim Guru Pembelajar</b> dan siap untuk Login dengan tampilan seperti berikut,</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZycJcDyvN1nx-DGwKWJASXtMCWGghHiF5F2ItTexOtbjfnqKv4HPRxXvYk4icB2btTm6OqWMfJUwr8d41131YTn3i2Lmo2sovl-plrRiZvw-Pts6tgp6SOPHviw-AKxH5fuHS46HXHW4/s1600/SimGuruPembelajarId2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="391" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZycJcDyvN1nx-DGwKWJASXtMCWGghHiF5F2ItTexOtbjfnqKv4HPRxXvYk4icB2btTm6OqWMfJUwr8d41131YTn3i2Lmo2sovl-plrRiZvw-Pts6tgp6SOPHviw-AKxH5fuHS46HXHW4/s400/SimGuruPembelajarId2.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Silahkan Anda masukan <b>Email dan Kata sandi (Password)</b> yang telah didapat. Jika Anda berhasil Login, maka di dalam beranda akun Anda terdapat informasi mengenai ketuntasan kompetensi yang telah Anda kerjakan beserta kegiatan pembelajaran bagi guru melalui modul elektronik (<b>Modul UKG</b>) yang akan diajarkan kepada Anda secara rutin. Sekian.Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-23005415024585805642016-08-16T21:27:00.002+07:002016-08-16T21:27:41.051+07:00Belajar: Pengertian Belajar<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku tetap dari individu melalui pengalaman atau melalui latihan. Perubahan perilaku tersebut dapat meliputi ranah <i>kognitif</i>, ranah <i>afektif</i>, atau ranah <i>psikomotor</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal di atas berdasarkan pendapat Oemar Hamalik (2011: 45) bahwa, “Belajar tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain dan cita-cita”. Kemudian berdasarkan pendapat Trianto (2011: 16) bahwa, “Secara umum belajar diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya”. Ia juga menambahkan, “Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan baru yang diperoleh seseorang”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Daftar Pustaka</b>:</div>
<div style="text-align: justify;">
[1] Oemar Hamalik. 2011. <i>Proses Belajar Mengajar</i>. Jakarta: Bumi Aksara</div>
<div style="text-align: justify;">
[2] Trianto. 2011. <i>Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif</i>. Jakarta: Kencana Prenada Media.</div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-42673360813916220372016-08-16T21:26:00.002+07:002016-08-16T21:26:24.767+07:00Pembelajaran: Pengertian Pembelajaran<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Pembelajaran merupakan bagian dari sistem pendidikan yang berkaitan erat dengan dunia pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu komunikasi bauk dua arah maupun banyak antara guru dan siswa dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir sebagai tujuan kebiasaan yang bersifat ilmu pengetahuan bagi siswa. Pembagian peran dapat dikategorikan guru sebagai komunikator dan siswa sebagai komunikan, kemudian ilmu pengetahuan sebagai materi yang dikomunikasikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal di atas berdasarkan pendapat Subandi (2008: 1) bahwa, “ada dua konsep kependidikan yang sangat berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar dan pembelajaran”. Kemudian, Menurut Trianto (2011: 17) bahwa, “Pembelajaran merupakan interaksi dua arah antara seorang guru dengan siswa, dimana keduanya terjadi komunikasi yang intens dan terarah menuju pada suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”. Kemudian, Erman Suherman dkk (2003: 8) bahwa, “Pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan. Guru berperan sebagai komunikator, siswa sebagai komunikan dan materi yang dikomunikasikan berisi pesan berupa ilmu pengetahuan. Dalam komunikasi banyak arah dalam pembelajaran peran-peran tersebut dapat berubah atau (terbalik), yaitu antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Daftar Pustaka</b>:</div>
<div style="text-align: justify;">
[1] Erman Suherman, dkk. 2003. <i>Common Texs Book (Edisi Revisi) Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer</i>. Bandung: Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UPI JICA </div>
<div style="text-align: justify;">
[2] Subandi. 2008. <i>Belajar dan Pembelajaran Teori dan Aplikasinya</i>. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Wiralodra. Indramayu: Tidak diterbitkan</div>
<div style="text-align: justify;">
[3] Trianto. 2011. <i>Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif</i>. Jakarta: Kencana Prenada Media.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-23859349191943497242016-08-16T21:17:00.002+07:002016-08-16T21:17:55.784+07:00Belajar: Hasil Belajar<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Keberhasilan belajar siswa dapat diketahui melalui perubahan perilakunya setelah ia belajar, baik dalam ranah <i>kognitif</i>, ranah <i>afektif</i>, maupun ranah <i>psikomotor</i>. Hal ini sesesuai dengan pendapat Oemar Hamalik (2009: 30) yang mengatakan bahwa, “Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Daftar Pustaka</b>:</div>
<div style="text-align: justify;">
[1] Hamalik, Oemar. 2009. <i>Psikologi Belajar & Mengajar</i>. Bandung: Sinar Baru Algesindo</div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-91723157855450393392016-08-16T21:16:00.002+07:002016-08-16T21:16:46.112+07:00Belajar: Keberhasilan Belajar Matematika<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Keberhasilan dalam belajar matematika, siswa harus menguasai lima aspek kemampuan dalam belajar matematika. Utari Sumarmo (Anggi Maulana, 2012: 1) menyebutkan lima aspek kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah belajar matematika, yaitu: “(1) kemampuan pemahaman matematis; (2) penyelesaian masalah matematis; (3) penalaran matematis; (4) koneksi matematis; dan (5) komunikasi matematis”. Kemudian <i>National Council of Teachers of Mathematics</i> (NCTM) dalam <i>Principles and Standards for School Mathematics</i> (2000: 29), menyatakan bahwa standar proses dalam pembelajaran matematika, intinya yaitu: kemampuan pemecahan masalah (<i>problem solving</i>), kemampuan penalaran (<i>reasoning</i>), kemampuan komunikasi (<i>communication</i>), kemampuan membuat koneksi (<i>connection</i>), dan kemampuan representasi (<i>representation</i>).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Daftar Pustaka</b>:</div>
<div style="text-align: justify;">
[1] Maulana, Anggi. 2012. <i>Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (Air) untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa</i>. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
[2] National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). 2000. <i>Principles and Standards for School Mathematics</i>. Reston: NCTM.</div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-31461507254722114572016-08-16T21:13:00.002+07:002016-08-16T21:13:46.535+07:00Pembelajaran: Pengertian Model Pembelajaran<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Menurut Joyce yang dikutip oleh Trianto (2011: 22), “Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran”. Dari teori tersebut dapat diketahui dan ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru didalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Daftar Pustaka</b>:</div>
<div style="text-align: justify;">
[1] Trianto. 2011. <i>Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif</i>. Jakarta: Kencana Prenada Media.</div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-35256759768549824302016-08-16T21:12:00.002+07:002016-08-16T21:12:32.644+07:00Model Pembelajaran: Auditory Intellectually Repitition (AIR)<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Model pembelajaran <i>Auditory Intellectually Repitition</i> (AIR) adalah model pembelajaran yang menganggap bahwa suatu pembelajaran akan efektif jika memperhatikan tiga hal, yaitu <i>Auditory</i>, <i>Intellectually</i>, dan <i>Repitition</i>. <i>Auditory</i> berarti indera telinga digunakan dalam belajar dengan cara menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. <i>Intellectually</i> berarti kemampuan berpikir perlu dilatih melalui latihan bernalar, mencipta, memecahkan masalah, mengkonstruksi, dan menerapkan. <i>Repitition</i> berarti pengulangan diperlukan dalam pembelajaran agar pemahaman lebih mendalam dan luas, siswa perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas dan kuis.</div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-11539950281395493412016-08-16T21:11:00.002+07:002016-08-16T21:11:19.695+07:00Psikologi Pendidikan: Pengertian Berpikir<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Berpikir adalah hasil dari input panca indra untuk merumuskan pikiran, memberikan alasan atau penilaian dari hasil proses menghubungkan pikiran sehingga dapat menghasilkan pikiran baru atau sebuah kesimpulan. Hal ini sejalan dengan pendapat Beyer (1984) yang dikutip presseeisen (2001) menyatakan bahwa, “Berpikir merupakan manipulasi mental terhadap input dari panca indra untuk merumuskan pikiran, memberikan alasan atau penilaian”. Kemudian menurut Matindas (2010: 3) bahwa, “Berpikir adalah kegiatan untuk menghubungkan pikiran untuk menghasilkan pikiran baru”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Daftar Pustaka</b></div>
<div style="text-align: justify;">
[1] Matindas. 2010. <i>Pelatihan Berpikir Komprehensif Dalam Rangka Pengembangan Soft Skills Mahasiswa</i>. Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Kelembagaan. Tidak Diterbitkan</div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-61442434489269552632016-08-16T21:10:00.000+07:002016-08-16T21:10:08.376+07:00Kemampuan Siswa: Berpikir Kritis<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Seorang siswa dapat dikatakan berpikir kritis apabila siswa tersebut mampu menguji penalarannya, mengevaluasi pengetahuan, ide-ide, dan mempertimbangkan argumen sebelum mendapatkan kesimpulan. Kemampuan berpikir kritis matematis adalah salah satu proses mental yang berkaitan dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang ditandai oleh kemampuan untuk mengambil keputusan yang benar terhadap suatu permasalahan, kemampuan dan disposisi untuk melibatkan pengetahuan sebelumnya, penalaran matematis, dan menggunakan strategi kognitif dalam menggeneralisasikan, membuktikan atau mengevaluasi situasi sistematis yang kurang dikenal dengan cara reflektif yang diambil berdasarkan serangkaian komponen berpikir kritis. Hal tersebut sejalan dengan pendapat dari kalangan ahli di antaranya R.H Ennis dan Norris (1989) yang dikutipAlec Fisher (2009: 4) diterjemahkan oleh Benyamin Hadinata (2008), “Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan”. Kemudian menurut Hassoubah (2004: 86) bahwa, “Berpikir kritis berarti bertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis terhadap apa yang akan diterima atau apa yang dilakukan dengan alasan yang logis; memakai standar penilaian sebagai hasil dari berpikir kritis dalam membuat keputusan; menerapkan berbagai strategi yang tersusun dan memberikan alasan untuk menentukan dan menetapkan standar tersebut; dan mencari serta menghimpun informasi yang dapat dipercaya untuk dipakai sebagai bukti yang dapat mendukung suatu penilaian. Kemudian Utari Sumarmo (2010: 9) bahwa,“Berpikir kritis matematika memuat kemampuan dan disposisiyang dikombinasikan dengan pengetahuan, kemampuan penalaran matematik dan strategi kognitif yang sebelumnya, untuk menggeneralisasikan,membuktikan, mengakses situasi matematik secara reflektif”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Daftar Pustaka</b></div>
<div style="text-align: justify;">
[1] Alec Fisher. 2009. <i>Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Terj. Benyamin Hadinata</i>. Jakarta: Erlangga</div>
<div style="text-align: justify;">
[2] Hassoubah. 2004. <i>Developing Creative & Critical Thinking Skill (Cara Berpikir Kreatif & Kritis)</i>. Bandung: Penerbit NUANSA</div>
<div style="text-align: justify;">
[3] Utari sumarmo. 2010. <i>Berfikir dan Disposisi Matematik:Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik FPMIPA UPI</i>. [online]. Diakses 22 Juni 2012. http://repository.upi.edu/operator/upload/d_mtk_0707058</div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-67886321859429552102016-08-16T21:08:00.002+07:002016-08-16T21:08:59.252+07:00Model Pembelajaran: Kelebihan dan Kekurangan Model Reciprocal Learning<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Berikut Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran <i>Reciprocal Learning</i>,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
A. Kelebihan Model <i>Reciprocal Learning</i></div>
<div style="text-align: justify;">
- Strategi ini siswa bisa memperoleh pengetahuan baru dan melatih keterampilan penting melalui berbagi pribadi, kesadaran individu dan sosial, pembelajaran kelompok terfokus, dan wawasan sebelumnya siswa dan pengetahuan;</div>
<div style="text-align: justify;">
- Lebih menekankan pada kepercayaan pada seorang rekan;</div>
<div style="text-align: justify;">
- Mengajak siswa untuk belajar aktif tanpa adanya faktor pendorong dari guru dan guru disini hanya menjadi pendamping;</div>
<div style="text-align: justify;">
- Untuk menjadikan siswa penuh perhatian, pendengar aktif, dan memberikan umpan balik positif; dan</div>
<div style="text-align: justify;">
- Strategi ini akan menguntungkan siswa di seluruh kehidupan mereka saat mereka mengembangkan keterampilan untuk berkolaborasi dan informasi menguraikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
B. Kekurangan Model <i>Reciprocal Learning</i></div>
<div style="text-align: justify;">
- Terlalu bepusat pada siswa; dan</div>
<div style="text-align: justify;">
- Komunikasi kurang terjalin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-74280888449818061922016-08-16T21:07:00.002+07:002016-08-16T21:07:42.481+07:00Model Pembelajaran: Langkah-langkah Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Learning)<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Langkah-langkah pembelajaran terbalik menurut Polincsar dan Brown (1984) yang dikutip Novi Kusum Dewi (2009: 14) adalah sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1) Pada tahap awal pembelajaran, guru bertanggung jawab untuk memimpin tanya jawab dan melaksanakan strategi pembelajaran barbalik, yaitu merangkum, membuat pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksi setelah selesai membaca buku paket matematika;</div>
<div style="text-align: justify;">
2) Guru memberikan arahan mengenai cara merangkum, membuat pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksi setelah selesai membaca buku paket matematika;</div>
<div style="text-align: justify;">
3) Setelah guru membimbing siswa, siswa melakukan latihan menggunakan strategi pembelajaran berbalik. Guru membantu siswa dalam menyelesaikan apa yang diminta dari tugas yang diberikan berdasarkan kepandaian siswa;</div>
<div style="text-align: justify;">
4) Selanjutnya siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan adanya guru atau tanpa adanya guru; dan</div>
<div style="text-align: justify;">
5) Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian berkenaan dengan penampilan siswa dan mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam tanya jawab ketingkat yang lebih tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Daftar Pustaka</b></div>
<div style="text-align: justify;">
[1] Novi Kusuma Dewi. 2009. <i>Pengaruh Model Reciprocal Teaching Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTs Negeri Karangampel Tahun Pelajaran 2008/2009</i>. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika UNWIR. Indramayu: Tidak Diterbitkan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-41399841518826271552016-08-16T21:06:00.002+07:002016-08-16T21:06:23.962+07:00Pendekatan Pembelajaran: Prinsip Dasar Pendekatan Konstruktivisme<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Prinsip dasar pendekatan konstruktivisme menurut Masnur Muslich (2011: 44) yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1) Proses pembelajaran lebih utama dari pada hasil pembelajaran;</div>
<div style="text-align: justify;">
2) Informasi bermakna dan relevan dengan kehidupan nyata siswa lebih penting dari pada informasi verbalistis;</div>
<div style="text-align: justify;">
3) Siswa mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk menemukan dan menerapkan idenya sendiri;</div>
<div style="text-align: justify;">
4) Siswa diberikan kebebasan untuk menerapkan strateginnya sendiri dalam belajar;</div>
<div style="text-align: justify;">
5) Pengetahuan siswa tumbuh dan berkembang melalui pengalaman sendiri;</div>
<div style="text-align: justify;">
6) Pemahaman siswa akan berkembang semakin dalam dan semakin laut apabila diuji dengan pengalaman baru; dan</div>
<div style="text-align: justify;">
7) Pengalaman siswa bisa dibangun secara asimilasi (yaitu pengatahuan yang baru dibangun dari struktur pengeatahuan yang sudah ada) maupun akomodasi (yaitu struktur pengetahuan yang sudah ada dimodifikasi untuk menampung/ menyesuaikan hadirnya pengalaman baru).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Daftar Pustaka</b></div>
<div style="text-align: justify;">
[1] Masnur Muslich. 2011. <i>Pembelajaran Berbasis Kompetensi & Kontektual</i>. Jakarta: PT Bumi Aksara</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-1851085344148557742016-08-16T21:04:00.002+07:002016-08-16T21:04:52.891+07:00Pendekatan Pembelajaran: Sisipan Humor dalam Pembelajaran<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Sisipan humor dalam pembelajaran adalah suatu strategi pengorganisasian pembelajaran untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Hal ini sejalan dengan pendapat dari kalangan ahli di antaranya menurut Darmansyah (2010: 11) bahwa, “Sisipan dalam pembelajaran adalah cara komunikasi dan interaksi guru dengan siswa dalam proses pembelajaran agar menciptakan suasana belajar yang menyenangkan”. Kemudian, humor adalah sesuatu yg lucu: ia mempunyai rasa --; keadaan (dl cerita dsb) yg menggelikan hati; kejenakaan; kelucuan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, 2003: 412). Kemudian, menurut Sheinowizt (dikutip Darmansyah, 2010: 66) bahwa, “Humor adalah kualitas yang bersifat lucu dari seseorang yang menggelikan dan menghibur”. Humor dapat juga diartikan sebagai kemampuan untuk menerima, menikmati, dan menampilkan sesuatu yang lucu, ganjil/aneh yang bersifat menghibur. Kemudian, menurut Darmansyah (2010: 72) bahwa, “Sisipan humor dalam pembelajaran adalah komunikasi yang dilakukan guru dengan menggunakan sisipan kata–kata, bahasa, dan gambar yang mampu menggelitik siswa untuk tertawa”. Sisipan humor dapat menjadikan komunikasi antara guru dan murid menjadi lebih mudah dan menarik karena humor mampu memfasilitasi seseorang untuk mengungkapkan kata–kata yang tidak mudah diucapkan. Hal ini diperkuat Darmansyah (2010: 77) yang menyatakan bahwa, “humor seorang guru mendorong anak–anak untuk selalu ceria dan gembira serta tidak akan lekas merasa bosan atau lelah”. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Daftar Pustaka</b>:</div>
<div style="text-align: justify;">
[1] Darmansyah. 2010. <i>Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor</i>. Jakarta: Bumi Aksara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-15749133726679453342016-08-16T21:03:00.002+07:002016-08-16T21:03:39.449+07:00Pendekatan Pembelajaran: Jenis Humor dalam Pembelajaran<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Sheinowitz (dikutip Darmansyah, 2010 : 138) membagi rancangan humor untuk pembelajaran dalam dua jenis, yaitu :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. <i>Planned Humor</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Planned humor</i> adalah humor yang direncanakan untuk pembelajaran dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang memungkinkan terpicunya keinginan tertawa pada peserta didik. Beberapa bentuk planned humor diantaranya, yaitu : karikatur humor, cerita humor, dan desain humor khusus dalam bahan ajar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
b. <i>Unplanned Humor</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Unplanned humor</i> adalah humor yang tidak direncanakan. Humor ini bersifat spontanitas dan dipicu oleh berbagai aktivitas dalam pembelajaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Daftar Pustaka</b>:</div>
<div style="text-align: justify;">
[1] Darmansyah. 2010. <i>Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor</i>. Jakarta: Bumi Aksara.</div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-63709320800712658692016-08-16T21:02:00.000+07:002016-08-16T21:02:12.520+07:00Pendekatan Pembelajaran: Manfaat Humor dalam Pembelajaran<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Secara garis besar ada empat manfaat humor dalam pembelajaran (Darmansyah, 2010 : 81), yaitu :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
(a) Membangun hubungan dan meningkatkan komunikasi antara guru dan peserta didik;</div>
<div style="text-align: justify;">
(b) Mengurangi stres;</div>
<div style="text-align: justify;">
(c) Membuat pelajaran menjadi menarik; dan</div>
<div style="text-align: justify;">
(d) Meningkatkan daya ingat suatu materi pelajaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Daftar Pustaka</b>:</div>
<div style="text-align: justify;">
[1] Darmansyah. 2010. <i>Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor</i>. Jakarta: Bumi Aksara.</div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-28038306733138597022016-08-16T21:00:00.002+07:002016-08-16T21:00:56.113+07:00Pendekatan Pembelajaran: Sisipan Humor dan Hasil Belajar Matematika<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Penggunaan sisipan humor dalam pembelajaran dapat menciptakan suasana pembelajaran menjadi sangat menyenangkan. Dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan, motivasi belajar siswa akan meningkat. Dengan sisipan humor, proses pembelajaran matematika di kelas menjadi menyenangkan. Hal ini diperkuat oleh pendapat Darmansyah (2010: 88), “Mata pelajaran yang dianggap lebih absrtak seperti matematika dan ststistik yang membosankan ternyata dengan memasukan humor dapat dibuat lebih menarik”. Selain itu, sisipan humor juga dapat meningkatkan daya ingat dan kemampuan memahami pelajaran matematika. Hal ini sejalan dengan pendapat Korobkin yang dikutip Darmansyah (2010: 90), “Informasi di ruang kelas akan lebih mudah diingat apabila ditampilkan dalam bentuk–bentuk yang bersifat humor”. Oleh karena itu, penggunaan sisipan humor dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Daftar Pustaka</b>:</div>
<div style="text-align: justify;">
[1] Darmansyah. 2010. <i>Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor</i>. Jakarta: Bumi Aksara.</div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-8660707760246088382016-08-16T20:56:00.002+07:002016-08-16T20:56:54.285+07:00Pendekatan Pembelajaran: Sisipan Reinforcement dalam Pembelajaran<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, seorang guru harus mampu meningkatkan
motivasi belajar siswa. Banyak cara untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa, salah satunya dengan menggunakan sisipan reinforcement dalam
pembelajaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut
Darmansyah (2010 : 11), “Sisipan dalam pembelajaran adalah cara
komunikasi dan interaksi guru dengan siswa dalam proses pembelajaran
agar menciptakan suasana belajar yang menyenangkan”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut
Slameto (1998 : 98), “Reinforcement adalah suatu respon positif dari
guru kepada siswa yang telah melakukan suatu perbuatan yang baik atau
berprestasi”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sisipan
reinforcement dalam pembelajaran menurut Moh. Uzer Usman (1994 : 80)
adalah “Segala bentuk respon, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal
yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah
laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik
(feed back) bagi sipenerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu
tindakan dorongan atau koreksi”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam
proses pembelajaran, pemberian reinforcement sangat diperlukan karena
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga siswa terus berusaha
berbuat lebih baik. Sisipan reinforcement dalam pembelajaran bertujuan
agar siswa dapat lebih berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran
di kelas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sisipan reinforcement dalam
pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan guru dengan cara
memberikan respon positif kepada siswa untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Daftar Pustaka</b>:</div>
<div style="text-align: justify;">
[1] Darmansyah. 2010. <i>Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor</i>. Jakarta: Bumi Aksara.<br />
[2] Slameto. 2003. <i>Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi</i>. Jakarta: Rineka Cipta.</div>
<div style="text-align: justify;">
[3] Moh. Uzer Usman. 1994. <i>Menjadi Guru Profesional</i>. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.</div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-32532084495718235902016-08-16T20:55:00.000+07:002016-08-16T20:55:33.124+07:00Pendekatan Pembelajaran: Jenis Reinforcement dalam Pembelajaran<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Reinforcement adalah semua peristiwa yang terjadi dalam rentangan waktu yang terdekat untuk meningkatkan kecenderungan pengulangan respon yang telah dilakukan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara umum reinforcement ada dua macam (Moh. Uzer Usman, 1994: 83), yaitu :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Reinforcement positif</div>
<div style="text-align: justify;">
Reinforcement positif merupakan prosedur memperkuat perilaku dimana respon diikuti oleh penyajian atau peningkatan intensitas stimulus yang memperkuat perilaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
b. Reinforcement negatif</div>
<div style="text-align: justify;">
Reinforcement negatif merupakan prosedur memperkuat perilaku dimana respon diikuti oleh penghilangan, penundaan atau pengurangan intensitas sebuah stimulus yang tidak menyenangkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penggunaan reinforcement positif dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga siswa dapat berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan penggunaan reinforcement negatif dalam pembelajaran dapat menurunkan motivasi belajar siswa, sehingga kondisi kelas menjadi kurang kondusif. Guru hendaknya menggunakan sisipan reinforcement positif dalam pembelajaran, agar siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Reinforcement diberikan dengan berbagai pertimbangan, yaitu tepat sasaran, tepat waktu dan tempat, tepat isi, tepat cara, dan tepat orang yang memberikannya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemberian reinforcement ada dua macam (Moh. Uzer Usman, 1994: 82), yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1) Reinforcement (penguatan) verbal</div>
<div style="text-align: justify;">
Reinforcement ini biasanya diungkapkan dengan menggunakan kata–kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2) Reinforcement (penguatan) non verbal</div>
<div style="text-align: justify;">
Reinforcement ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a) Reinforcement gerak isyarat, misalnya anggukan, senyuman, acungan jempol, wajah cerah, dan masih banyak yang lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
b) Reinforcement pendekatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
c) Reinforcement dengan sentuhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemilihan jenis dan teknik pemberian sisipan reinforcement yang tepat dalam pembelajaran sangat penting. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan guru untuk memilih dan merancang teknik pemberian sisipan reinforcement agar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Sisipan reinforcement yang digunakan dalam penelitian ini adalah pujian, penghargaan, dan cerita motivasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Daftar Pustaka</b>:</div>
<div style="text-align: justify;">
[1] Moh. Uzer Usman. 1994. <i>Menjadi Guru Profesional</i>. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. </div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-11343540675680805622016-08-16T20:53:00.002+07:002016-08-16T20:53:45.274+07:00Pendekatan Pembelajaran: Manfaat Reinforcement<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Kebiasaan yang jarang sekali dilakukan oleh guru di dalam kelas adalah memberikan reinforcement (penguatan) kepada siswa, jarang sekali kita mendengar guru memberikan pujian atau mengacungkan jempol kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan yang dilontarkan. Padahal salah satu kompetensi profesional yang harus dimiliki seorang guru adalah mampu membangkitkan motivasi belajar siswa dan reinforcement merupakan salah satu cara yang efektif untuk membangkitkan motivasi belajar siswa.<br /><br />Beberapa manfaat reinforcement dalam pembelajaran, diantaranya :<br /><br />a. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik .<br />b. Merangsang peserta didik berpikir lebih baik.<br />c. Menimbulkan perhatian perserta didik.<br />d. Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi.<br />e. Mengendalikan dan mengubah sikap negatif peserta didik dalam belajar ke arah perilaku yang mendukung belajar.<br />f. Peserta didik menjadi lebih berperan aktif dalam pembelajaran.<br /><br />Dengan menyisipkan reinforcement dalam pembelajaran, siswa menjadi lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran akan tercapai.</div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-39503082821644438342016-08-16T20:52:00.000+07:002016-08-16T20:52:24.331+07:00Pendekatan Pembelajaran: Sisipan Reinforcement dan Hasil Belajar Matematika<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Penggunaan sisipan reinforcement dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa, karena siswa akan merasa dihargai ketika diberi sisipan reinforment oleh guru atas kemampuannya. Hal ini ditunjukkan dengan aktivitas siswa yang lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran matematika, akan membantu meningkatkan motivasi belajar matematika siswa. Peningkatan motivasi belajar matematika siswa di kelas akan menghasilkan pembelajaran yang berkualitas dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.</div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-16145201128411245862016-08-16T20:50:00.002+07:002016-08-16T20:50:57.598+07:00Pendidikan Bahasa Indonesia: Tujuan dari Mata Pelajaran Bahasa Indonesia<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan yaitu,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2) Menghargai dan bangga bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosianal dan sosial,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
6) Menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.</div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-6377524546904381502016-08-16T20:49:00.002+07:002016-08-16T20:49:44.344+07:00Pendidikan Bahasa Indonesia: Pengertian Tulisan Eksposisi<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Eksposisi menurut Finoza (2009: 246) berasal dari bahasa Inggris “ekposition” sebenarnya berasal dari bahasa latin yang berarti membuka atau memulai. Memang karangan eksposisi merupakan wacana yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Dalam karangan eksposisi, masalah yang dikomunikasikan terutama adalah pemberitahuan atau informasi. Hasil karangan eksposisi yang berupa informasi dapat kita baca sehari-hari di dalam media masa. Melalui media masa berita di-ekspose atau dipaparkan dengan tujuan memperluas pandangan dan pengetahuan pembaca. Pembaca tidak dipaksa untuk menerima pendapat penulis, tetapi setiap pembaca sekedar diberi tahu bahwa ada orang yang berpendapat demikian. Mengingat karangannya bersifat memaparkan sesuatu, eksposisi disebut juga karangan paparan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Keraf (1981: 3) eksposisi merupakan bentuk retorika yang sering dipergunakan dalam menyampaikan uraian-uraian ilmiah lainnya yang tidak berusaha mempengaruhi pendapat orang lain. Makalah-makalah ilmiah populer dalam hari-harian, mingguan, dan majalah-majalah bulanan biasanya disajikan dalam bentuk eksposisi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan pengertian eksposisi yaitu bentuk penyampaian perasaan dan buah pikiran berupa paparan yang dituangkan dalam bentuk tulisan yang di dalamnya selalu mengulas, membahas, memberi penjelasan, petunjuk-petunjuk, menerangkan, menguraikan tentang suatu masalah proses atau objek yang bersifat memberikan informasi, memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang atau pembaca sehingga objek tersebut tergambar secara gamblang dan jelas, tanpa mempengaruhi emosi dan keputusan membaca.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Daftar Pustaka</b>:</div>
<div style="text-align: justify;">
[1] Finoza, Lamuddin. 2009. <i>Komposisi Bahasa Indonesia</i>. Jakarta: Diksi Insan Mulia.</div>
<div style="text-align: justify;">
[2] Keraf, Gorys. 1981. <i>Eksposisi dan Deskripsi</i>. Jakarta: Gramedia.</div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-22873727708026588262016-08-16T20:48:00.002+07:002016-08-16T20:48:35.660+07:00Pendidikan Bahasa Indonesia: Syarat Menulis Eksposisi<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Pada hakekatnya eksposisi berusaha untuk memperluas pandangan dan pengetahuan seseorang mengenai obyek yang digarapnya. Oleh sebab itu, dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut, seorang pengarang yang ingin menulis sebuah eksposisi harus memenuhi syarat-syarat di bawah ini, (Keraf, 1981: 6).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertama-tama penulis harus mengetahui serba sedikit subyeknya. Dengan mengetahui serba sedikit subyek yang akan digarapnya, ia dapat memperluas pengetahuannya mengenai hal itu, entah melalui penelitian lapangan, wawancara, atau melalui penelitian kepustakaan. Dari hasil penelitiannya itu ia mengumpulkan bahan sebanyak-banyaknya, dievaluasi, untuk kemudian ditampilkan dalam tullisannya itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Syarat lain untuk menulis sebuah eksposisi dengan baik adalah kemampuan untuk menganalisis persoalan tersebut secara jelas dan konkrit. Bahan yang dikumpulkan hanya merupakan bahan mati, bahan ramuan yang tak berguna bagi tangan-tangan yang tidak ahli. Bahan yang dikumpulkan dengan berbagai cara di atas harus diolah, diseleksi, dievaluasi, dan dianalisis untuk dituangkan dalam sebuah karangan yang berbentuk final. Semakin baik evaluasi dan analisis yang diadakan, semakin baik nilai eksposisi yang ditulisnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Daftar Pustaka</b>:</div>
<div style="text-align: justify;">
[1] Keraf, Gorys. 1981. <i>Eksposisi dan Deskripsi</i>. Jakarta: Gramedia.</div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-797108121908272892016-08-16T20:47:00.002+07:002016-08-16T20:47:25.770+07:00Pendidikan Bahasa Indonesia: Ciri-ciri Tulisan Eksposisi<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Eksposisi adalah karangan yang berusaha menjelaskan, menerangkan, memberi petunjuk secara gamblang dan jelas terhadap suatu gagasan sehingga menjadi luas dan gampang dimengerti. (Keraf, 1981: 4) berpendapat bahwa ciri-ciri eksposisi dibedakan menjadi empat aspek yaitu aspek tujuan, gaya bahasa, fakta yang dikemukakan, dan kesimpulan. Untuk lebih jelasnya, penulis merici sebagai berikut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Tujuan Eksposisi</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ciri-ciri eksposisi terletak pada tujuan tulisan. Tujuan eksposisi hanya berusaha untuk menjelaskan atau menerangkan suatu pokok persoalan. Dalam eksposisi keputusan diserahkan kepada pembaca. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Gaya Bahasa Eksposisi</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ciri yang paling menonjol pada eksposisi salah satunya terletak pada gaya bahasa yang digunakan. Gaya bahasa yang digunakan adalah informatif, gaya ini hanya berusaha untuk menguraikan sejelas-jelasnya obyeknya, sehingga pembaca dapat menangkap apa yang dimaksudkannya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Fakta yang Dikemukakan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ciri dari eksposisi adalah fakta yang dikemukakan. Pada eksposisi fakta-fakta dipakai sebagai alat konkritisasi, yaitu membuat rumusan dan kaidah yang dikemukakan itu lebih konkrit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Kesimpulan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesimpulan dalam tulisan eksposisi yaitu kesimpulan yang dibuat untuk menjelaskan rangkuman yang telah diuraikan atau dikemukakan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Daftar Pustaka</b>:</div>
<div style="text-align: justify;">
[1] Keraf, Gorys. 1981. <i>Eksposisi dan Deskripsi</i>. Jakarta: Gramedia.</div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7441441397900746111.post-86858933945207715892016-08-16T20:45:00.002+07:002016-08-16T20:45:36.346+07:00Pendidikan Bahasa Indonesia: Metode-metode Eksposisi<div style="text-align: justify;">
(<b>THSumantri.Blogspot.Com</b>) Menurut Keraf (1981: 7) metode-metode atau cara-cara yang biasa dipergunakan untuk menyampaikan informasi melalui eksposisi adalah:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Metode Identifikasi</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Metode Perbandingan</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Metode Ilustrasi atau Eksemplifikasi</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Metode Klasifikasi</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Metode Definisi</div>
<div style="text-align: justify;">
6. Metode Analisis</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Daftar Pustaka</b>:</div>
<div style="text-align: justify;">
[1] Keraf, Gorys. 1981. <i>Eksposisi dan Deskripsi</i>. Jakarta: Gramedia.</div>
Toni Hari Sumantrihttp://www.blogger.com/profile/01259806541715935374noreply@blogger.com0